Annyeonghaseyo 안녕하세요 Perkenalkan nama ku Amalia selamat datang di blog saya. Disini saya akan membahas Masalah-masalah dalam konseling dan psikoterapi. Semoga blog ini bermanfaat bagi kalian yang membaca.
TOPIK 2
MASALAH -MASALAH DALAM KONSELING DAN PSIKOTERAPI.
1. FUNGSI DAN PERAN TERAPIS.
Suatu masalah dasar yang harus dihadapi oleh setiap terapis adalah masalah yang menyangkut fungsi-fungsi yang pantas dan tidak pantas serta penentuan peran terapis. Satu masalah yang mungkin dihadapi oleh para konselor adalah apa yang akan dilakukan oleh mereka apabila pandangan mereka tentang peran mereka bertentangan dengan tuntutan-tuntutan yang berasal dari posisi pekeriaan mereka.
Tingkat pelaksanaan kendali oleh terapis terhadap tingkah laku klien selama di luar pertemuan terapi. Para terapis perlu menyadari pentingnya pengaruh tingkah laku mereka terhadap para klien mereka. Masalah mengenai pengaruh terapis berkaitan erat dengan masalah mengenai keotentikan terapis sebagai pribadı.
Pembagian tanggung jawab. Menjadi tugas terapis untuk sejak dini dalam hubungan terapi mendiskusikan soal-soal yang spesifik seperti lamanya dan banyaknya pertemuan, kerahasiaan, tujuan-tujuan umum, dan metode- metode yang digunakan untuk mencapai tujuan.
2. PENGALAMAN KLIEN DALAM TERAPIS.
Pada umumnya, para klien dalam taraf tertentu merasakan penderitaan, kesakitan, atau setidaknya ketidakpuasan. Pada para klien terdapat ketidaksesuaian antara diri yang mereka kehendaki dan diri yang mereka alami sekarang. Beberapa di antaranya mendatangi terapi karena kesadaran ingin sembuh dari suatu gejala atau sekumpulan gejala yang dialami. Pengharapan dari banyak klien adalah bantuan ahli dan perubahan yang cepat. Mereka sering memiliki pengharapan yang kuat atas perubahan besar pada kehidupan mereka dan mereka mengharapkan bisa mengubah kehidupan mereka dengan bantuan terapis.
3. HUBUNGAN ANTARA TERAPIS DAN KLIEN.
Kebanyakan pendekatan memiliki dasar yang sama untuk menerima pentingnya hubungan terapeutik Pandangan eksistensial-humanistik dan client-centered berlandaskan hubungan pribadi sebagai determinan penting bagi hasil-hasil proses terapeutik. Jelas bahwa pendekatan-pendekatan yang lainnya seperti terapi rasional-emotif dan terapi tingkah laku tidak mengabaikan faktor hubungan terapis-klien, meskipun di lain pihak mereka tidak terlalu memandang penting.
Hubungan terapeutik melibatkan ciri-ciri dari terapis maupun klien. Tingkat perhatian terapis, minat dan kemampuannya dalam membantu klien, dan ketulusannya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan. Klien pun mempengaruhi hubungan melalui variabel-variabel seperti motivasi, kerja sama, minat, perhatian, sikap-sikap, persepsi-persepsi, pengharapan- pengharapan, tingkah laku, dan reaksi-reaksinya terhadap terapis. Konseling atau psikoterapi adalah perkara pribadi yang melibatkan hubungan pribadi, dan bukti menunjukkan bahwa kejujuran, ketulusan, penerimaan, kehangatan, pengertian dan spontanitas adalah bahan-bahan dasar bagi terapi yang berhasil.
MASALAH TENTANG TEKNIK-TEKNIK DAN PROSEDUR-PROSEDUR KONSELING DAN PSIKOTERAPI.
1. DIAGNOSIS.
Diagnosis psikologis pada umumnya adalah suatu analisis atas masalah-masalah klien. faktor-faktor penyebab, serta sifat dan perkembangan pola-pola maladjustment. Maksud diagnosis dalam konseling dan psikoterapı adalah memperoleh pengetahuan yang cukup mengenai tingkah laku klien sekarang sehingga rencana treatment yang berlainan bisa dibuat.
2. PENGETESAN.
Sama halnya dengan diagnosis, tempat pengetesan dalam konseling dan terapi merupakan suatu masalah yang kontroversial. Pendekatan-pendekatan yang menekankan pandangan objektif terhadap konseling atau terapi cenderung pada penggunaan prosedur-prosedur pengetesan untuk memperoleh informasi mengenai dan bagi klien sehingga putusan-putusan yang lebih realistis bisa dibuat.
3. BERTANYA DAN MENGGALI INFORMASI.
Masalah bertanya dan nilainya dalam terapi perlu didiskusıkan. Sayangnya, ada terapis-terapis yang teknik utamanya adalah mengajukan segudang pertanyaan Mereka menginterogasi klien Pertemuan terapi jadinya merupakan periode bertanya dan menjawab alih-alih merupakan pertemuan eksplorasi Klien setiap kali merasa diinterogasi dengan teliti, tetapi tidak dimengerti. Teknik bertanya yang digunakan secara berlebihan bisa mengacaukan intensitas terapi dan bisa memberikan kepada terapis cara yang aman tetapi tidak efektif.
Bertanya adalah prosedur utama dalam terapi rasional emotif. Yang diharapkan adalah bahwa sebagai hasil tantangan dan pertanyaan terapis atas keyakinan-keyakinan dan tingkah laku klien yang irasional, klien akan mulai memperhatikan secara kritis pemikiran dan keyakinan-keyakinan yang pada masa lalu diterima mentah-mentah Terapis Analisis Transaksional juga rnenggunakan pertanyaan-pertanyaan guna mengajak klien untuk mengetahui putusan-putusan dirınya dan untuk membuat putusan-putusan baru.
4. DUKUNGAN DAN PEMBERIAN KEYAKINAN.
Jadi terapis dengan secara aktif memperhatikan kan dan mendengarkan pesan-pesan yang halus dari klien menerima klien Sebagai pribadi yang patut dihormati, mengungkapkan kepercayaan dan harapan yang tulus kepada kesanggupan klien untuk berubah. Ada beberapa bahaya dan keterbatasan dalam penggunaan metode pemberian keyakinan. kesalahan utamanya dalam penggunaannya adalah dimana pendekatan terapis mendesakkan bantuan dan kenyamanan kepada klien yang mengalami kecemasan dan kesakitan. Pendekatan ini yang membuat perjuangan klien yang sama sekali tidak terpenuhi atau berjalan dengan baik.
5. KONFRONTASI.
Para terapis sering salah paham tentang sifat konfrontasi. Konfrontasi kadang-kadang dipersepsi dan dilaksanakan sebagai serangan yang tak mengenal kasihan, pelampiasan perasaan-perasaan kebencian, dan perobekan pertahanan klien yang rawan. Dukungan berkaitan dengan konfrontasi, sebab jika seorang terapis membatasi gayanya hanya pada pemberian keyakinan dan kenyamanan, maka dia tidak bisa mendorong klien untuk menjadi lebih baik daripada sekarang.
6. PENAFSIRAN DAN REFLEKSI.
Refleksi perasaan adalah teknik utama dalam terapi cliend centered Terapis berfokus kepada unsur-unsur subjektif dari apa yang dikatakan oleh klien untuk membantunya menjelaskan perasaan-perasaannya serta mengalami perasaan-perasaan itu lebih intens atau untuk memikirkan hal-hal tertentu yang dikatakannya pada taraf yang lebih dalam. Yang direfleksikan adalah lebih dari sekadar makna yang tampil dari apa yang dikatakan oleh klien; jika tidak demikian, gerakan ke arah peningkatan kesadaran tidak akan terjadi. Terapis bukan merefleksikan isi, melainkan pesan-pesan yang samar yang terkandung dalam isi. Di lain pihak, terapı client-centerd berasumsi bahwa penafsiran menunjang resistensi karena penafsıran adalah pemahaman dari luar dan karenanya, klien menciptakan makna-maknanya sendiri. Terapis client-centered tidak menafsirkan bagi klien karena bisa menjauhkan tanggung jawab terapeutik dari klien.
Penafsiran dan refleksi yang dijalankan secara layak dan nonmekanis bisa ditambahkan secara signifikan kepada eksplorasi diri dan pemahaman diri klien. Taraf penggunaan kedua teknik itu bergantung pada tingkat kecakapan dan latihan terapis, kesiapan klien, dan sifat orientasi teoretis terapis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar